Disokong Dana Besar, Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Gubernur Banten 2024 Tak Capai Target
BANTEN – Angka partisipasi pemilih pada Pemilihan Gubernur Banten tahun 2024, jauh di bawah target yang telah ditentukan KPU Provinsi Banten.
Berdasarkan olah data formulir D Hasil Kabupaten/kota yang diperoleh dari laman pilkada2024.kpu.go.id, angka partisipasi pemilih di Banten hanya mencapai 5.908.176 pemilih dari total pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 8.926.662 pemilih atau hanya mencapai 66 persen. Angka partisipasi ini tidak mencapai target yng telah ditentukan oleh KPU Banten yaitu 75 persen.
Sementara KPU RI sendiri menetapkan target partisipasi di Pilkada yaitu sebesar 82 persen. Jika dibandingkan dengan angka partisipasi di Pilkada Banten 2017, partisipasi hanya mengalami kenaikan sekitar 3 persen yang kala itu mencapai 63 persen.
Padahal saat Pemilu tahun 2024, yang dilaksanakan Februari, angka partisipasi pemilih di Banten mencapai 83 persen.
Lihat juga Partisipasi Pemilih Pilkada Kota Serang Tak Capai Target, Pengamat Sebut Pemilih Jenuh
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat sekaligus Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar mengatakan, masyarakat jenuh untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 November lalu.
“Secara teknis masyarakat bosan, kemarin Pemilu dilanjut Pilkada. Lalu kondisi cuaca jadi faktor,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat, (06/12/2024).
Selain itu, kata Usep, masyarakat juga melihat bahwa Pilkada semakin tidak menarik. Karena, dia menilai, dari 2 pasangan calon Gubernur Banten yang bertarung dinilai tidak ada yang berpihak pada rakyat. “Soal kompetisi ini masyarakat tidak melihat calon yang diinginkan oleh rakyat,” tuturnya.
Dikatakan Usep, kandidasi calon yang lebih ditentukan oleh elit partai ketimbang aspirasi masyarakat juga menjadi salah satu faktor penyebab. “Kalau di survei sebelum Pilkada bukan orang yang sekarang kompetisi yang diharapkan. Tapi yang muncul adalah orang diluar dugaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Anggota KPU Banten Aas Satibi mengaku harus mengkaji terlebih dahulu untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan target partisipasi tidak tercapai. “Faktornya harus dikaji karena tidak merata angka partisipasi nya. (Meskipun demikian), partisipasi meningkat (dibandingkan Pilkada 2017) meskipun tidak mencapai target,” ujarnya di kantor KPU Banten.
Dikatakan Aas, dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat untuk Pilkada 2024, KPU melakukan sosialisasi secara tatap muka maupun melalui media sosial dan media massa. Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerjasama dengan berbagai organisasi kepemudaan dalam rangka peningkatan partisipasi.
“Upaya yang dilakukan itu tentu dalam berbagai macam cara diantaranya ada yang dalam bentuk tatap muka, ada yang dilakukan dalambbentuk sosialisasi lewat media. Ada yang dilakukan melalui alat peraga. Ikhtiar itu dilakukan menurut kami cukup maksimal,” tuturnya.
Terkait besaran anggaran sosialisasi, Aas mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa biayanya. Secara umum anggota penyelenggaraan Pemilihan Serentak 2024 mencapai sekira Rp499 miliar, yang 40 persennya dikelola untuk membiayai kegiatan di KPU Provinsi Banten. (ukt)