Ekonomi Bisnis

Pertanian Terpadu Berbasis Teknologi‎ ala Umah Tani di Kota Serang

‎BANTEN – Sistem pertanian terintegrasi (integrated farming) berbasis teknologi dikembangkan demi menyiasati keterbatasan lahan.

‎Pemilik Umah Tani, Rizky Fatullah mengatakan, konsep ini dikembangkan sebagai solusi keterbatasan lahan di wilayah perkotaan. Dengan luas lahan hanya sekitar 2.500 meter persegi, Umah Tani mampu mengembangkan berbagai komoditas pertanian dan perikanan.

“Kita ingin menunjukkan bahwa bertani bisa dilakukan dengan lahan sempit tapi hasil tetap maksimal. Konsep kita dari hulu ke hilir, mulai produksi sampai pemasaran,” kata Rizky, Senin (13/10/2025).

‎Saat ini, kata Rizky, Umah Tani membudidayakan ikan nila, sayuran, cabai, buah melon, dan maggot. Ke depan, mereka juga akan mengembangkan peternakan ayam untuk memperkuat sistem pertanian terpadu.

‎Untuk mendukung produksi ramah lingkungan, Umah Tani menerapkan konsep zero waste dengan memanfaatkan limbah budidaya agar tidak terbuang.

“Limbah tanaman bisa jadi pakan maggot atau pupuk organik. Kotoran ikan juga bisa diolah jadi nutrisi tanaman. Jadi tidak ada yang terbuang,” jelasnya.

Baca juga Lahan Pertanian di Kabupaten Serang Makin Menyusut

‎Rizky menuturkan, dalam pemasaran produk, Umah Tani tidak bergantung pada tengkulak. Mereka menerapkan sistem penjualan langsung ke konsumen melalui penjualan online.

‎“Selama ini petani terkendala pemasaran karena mengandalkan tengkulak. Di sini kita jual mandiri lewat media sosial, langsung ke pembeli,” ujarnya.

Untuk komoditas melon, kata Rizky, Umah Tani juga membuka program petik langsung (open farm) dengan harga Rp25.000 per kilogram. Selain produksi, mereka juga memberdayakan warga sekitar dalam operasional usaha. (ukt)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button