Gula Semut Asal Lebak Tembus Pasar Internasional
BANTEN – Gula semut jadi komoditas andalan di Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak hingga tembus pasar internasional. Gula semut tersebut diproduksi oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala dengan memberdayakan petani lokal.
Petugas Quality Control KUB Mitra Mandala, Angga menjelaskan, saat ini gula semut asal Sobang telah menembus pasar internasional. Selain dipasarkan di pasar lokal kini produk tersebut diekspor ke Korea Selatan. Bahkan sebelumnya pernah dikirim ke Amerika Serikat, Jerman, Singapura, dan Malaysia, meski saat ini pengiriman aktif hanya ke Korea.
Harga jual gula semut untuk ekspor mencapai Rp40 ribu per kilogram, sementara pasar lokal dibanderol Rp35 ribu per kilogram.
“Ekspor kemarin setahun 80 ton,” katanya, Minggu (16/11/2025).
Lihat juga Pertanian Terpadu Berbasis Teknologi ala Umah Tani di Kota Serang
Angga menuturkan, produksi gula semut di tempatnya bersumber dari gula aren petani binaan. Saat ini terdapat 148 petani yang tergabung sebagai mitra, dengan pasokan bahan baku berasal dari wilayah pegunungan dan hutan aren di Kecamatan Sobang.
“Kita menggunakan nira murni dari pohon aren hutan,” ungkapnya.
Angga menuturkan, gula semut yang diproduksi memiliki tiga varian rasa yakni original, jahe merah, dan jahe kunyit, seluruhnya tanpa campuran tambahan.
Proses produksi dimulai dari pendistribusian gula batok oleh petani, kemudian diolah kembali di pabrik. Gula tersebut dicairkan, disaring ulang, dan dimasak kembali hingga menghasilkan gula semut berkualitas ekspor.
“Kita benar-benar 100 persen gula aren. Kalau ada permintaan campuran untuk kebutuhan industri, prosesnya dipisahkan,” katanya.
Untuk pemasaran dalam negeri, gula semut Mitra Mandala dipasarkan ke wilayah Tangerang, pabrik-pabrik, dan sejumlah kafe. Penjualan melalui jalur online belum digarap karena keterbatasan sumber daya.
Dari sisi produksi, KUB Mitra Mandala mampu menghasilkan 500-600 kilogram gula semut per hari, atau sekitar 15-20 ton per bulan. Sebagian besar produksi tersebut sudah terikat kontrak dengan pembeli.
Dengan tingginya serapan pasar, keberadaan gula semut Sobang menjadi penggerak ekonomi penting bagi masyarakat setempat. Ia menambahkan, potensi hutan aren di Sobang sangat bergantung pada kelestarian kawasan hutan. Sementara itu, upaya budidaya aren sudah mulai dilakukan di wilayah Gua Sangiang, meski baru berjalan lima tahun karena tanaman aren membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk berproduksi. (ukt)






