Banten

Bahas Rencana Penanggulangan Bencana, Bappeda Kota Serang Tak Libatkan Kelompok Relawan

BANTEN – Pembahasan dokumen rencana penanggulangan kebencanaan Kota Serang yang dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang tak libatkan banyak organisasi relawan kebencanaan.

FGD yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Serang tersebut dilaksanakan pada Kamis (10/07/2025) di salah satu hotel di Kota Serang. Dari 42 instansi yang diundang, banyak organisasi relawan yang tak dilibatkan untuk mengikuti pembahasan dokumen kebencanaan tersebut. Yakni relawan Fesbuk Banten News, SIGAB Persis Kota Serang, BSMI Kota Serang, maupun organisasi mahasiswa pecinta alam di Kota Serang seperti Mapelba Uniba dan Mapalaut Untirta juga tak dilibatkan.

Direktur Fesbuk Banten News, Lulu Jamaludin menyayangkan tidak dilibatkannya komunitas-komunitas yang sudah terbukti bergerak dalam penanganan bencana selama bertahun-tahun di Kota Serang maupun Banten.

Baca juga Potret Rusunawa Margaluyu, Tempat Relokasi Warga Sukadana Kasemen Kota Serang

Menurut Lulu, banyak organisasi kerelawanan yang selama ini bergerak di lapangan malah tak dilibatkan dalam pembahasan dokumen penanggulangan kebencanaan. Padahal, pembahasan tersebut sudah dilakukan sejak April 2025, namun mereka semua tak pernah dilibatkan.

“Bappeda semestinya menginventarisir lembaga atau komunitas yang biasa terlibat langsung dalam penanganan bencana,” katanya.

Lulu menyebut ada sejumlah kelompok mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam unit pencinta alam, hingga relawan berbasis organisasi sosial-keagamaan yang tidak dilibatkan. Padahal mereka sering terjun ke lokasi bencana dan punya kemampuan operasional.

“Ada yang punya perahu, ambulan, alat fogging, oksigen semprot, bahkan tim SAR. Tapi enggak masuk dalam daftar undangan. Padahal mereka sering turun, dari banjir, kebakaran, sampai masa pandemi,” ujarnya.

Lulu menegaskan, dokumen perencanaan penanggulangan kebencanaan tidak bisa disusun hanya lewat diskusi di ruangan tanpa menyentuh realitas lapangan. Bappeda Kota Serang seharusnya menginventarisir lembaga kerelawanan seperti jumlah anggota tim, maupun peralatan yang dimiliki.

“Itu yang harus didata, jangan cuma FGD, tapi harus banyak latihan dan aksi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Serang Ina Linawati mengatakan, tujuan FGD dokumen rencana penanggulangan kebencanaan Kota Serang adalah untuk membangun kesiapan pemerintah Kota Serang dalam menangani bencana secara cepat dan efektif.

Selain itu, kata Ina, dokumen tersebut juga menyusun strategi, program, dan rencana aksi penanggulangan bencana yang terkoordinasi.

“Dokumen ini nantinya akan menjadi dokumen rencana penanggulangan kedaruratan kebencanaan selama 5 tahun,” katanya melalui pesan Whatsapp.

Namun, Ina tidak merespon pertanyaan terkait alasan tak dilibatkannya banyak organisasi kerelawanan dalam pembahasan dokumen tersebut. (ukt)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button